Kami Cinta Pada Rasulluah SAW
Ki
Mari Kita panjatkan puji syukur kehadrat Allah swt.
Kita ucapkan selawat dan salam untuk junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W, seluruh ahli keluarga dan sahabatnya, serta sesiapa saja yang menyerukan dakwahnya hingga hari kiamat.
Teringat daku pada kisah kerinduan Nabi Muhammad SAW Kepada Umatnya Pada Akhir Zaman:
“Makhluk yang paling ajaib imannya ialah mereka yang hidup sesudah aku. Mereka membaca al-Quran dan beriman dengan semua isinya”.
Baginda pernah menegaskan lagi tentang kemurnian iman ikhwan ini dalam sabdanya;
“Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman denganku. Dan berbahagialah 7 kali orang-orang yang beriman denganku, tetapi tidak pernah berjumpa denganku”. Demikianlah Nabi s.a.w. mencintai ikhwan itu.
Baginda pernah menegaskan lagi tentang kemurnian iman ikhwan ini dalam sabdanya;
“Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman denganku. Dan berbahagialah 7 kali orang-orang yang beriman denganku, tetapi tidak pernah berjumpa denganku”. Demikianlah Nabi s.a.w. mencintai ikhwan itu.
Kisah selanjutnya, klik
YA RASULULLAH KAMI CINTA PADAMU YA RASULULLAH
KAMI RINDU PADAMU YA RASULULLAH
KAMI INGIN MELIHAT BERTEMU WAJAHMU YA RASULULLAH
MAKA KAMI BERSOLAWAT KEPADAMU SEBANYAK-BANYAKNYA YA RASULULLAH
LIHATLAH KAMI,PANDANGLAH KAMI YA RASULULLAH
TOLONG DAN BANTULAH KAMI YA RASULULLAH
SYAFAATMU KAMI POHONKAN DIDUNIA DAN AKHIRATYA RASULULLAH
UNTUK UMMATMU YA RASULULLAH SAW.
“ Barangsiapa yang berselawat kepadaku pada
waktu pagi sepuluh kali dan pada waktu petang sepuluh kali, maka ia akan memperoleh syafaatku pada hari kiamat.”
(Hadith Riwayat Thabarani)
Kelebihan Bersolawat keatas junjungan Nabi Muhammad SAW
“ Barangsiapa berziarah kekuburku maka baginya wajib menerima syafaatku.”
Hadith Riwayat Ibnu Adi dan Al-Baihaqi
“ Barangsiapa yang berselawat kepadaku dari umatku, maka dicatat baginya sepuluh kebaikan dan dihapuskan darinya sepuluh dosa.”
Hadith Riwayat Ibnu Hibban
“ Telah datang kepadaku utusan dari Tuhanku ‘Azzawajalla maka dia (Jibril) berkata:
Barangsiapa yang mengucapkan selawat kepadamu dari umatmu, ALLAH s.w.t mencatat baginya sepuluh kebaikan dan menghapuskan darinya sepuluh dosa dan ALLAH mengangkat baginya sepuluh darjat dan ALLAH menolak atasnya yang seumpamanya.”
Hadith Riwayat Ahmad
“ Berselawatlah kamu kepadaku, kerana selawat itu menjadi zakat (penghening jiwa pembersih dosa).”
Hadith Riwayat Ibnu Murdawaih
“ Barangsiapa berselawat kepadaku satu kali, maka ALLAH menurunkan rahmat kepadanya sepuluh kali.”
Hadith Riwayat Muslim
Dalam kitab Ibnu Farhun Al-Qurthubi dinyatakan bahawa membaca selawat kepada Nabi Muhammad SAW mengandungi 10 macam faedah dan mendatangkan kemuliaan iaitu:
Memperoleh selawat dari Tuhan Penguasa Alam.
Memperoleh syafaat dari Nabi Muhammad s.a.w.
Memdapat pimpinan dari malaikat yang baik baik.
Menghapuskan dosa.
Mendapat pertolongan dan tercapai keperluan hidup.
Mempunyai perbezaan dengan orang munafik dan kafir.
Memperoleh nur zahir dan batin.
Mendapat keselamatan dari azab neraka.
Membolehkan memasuki syurga.
Memperoleh ucapan selamat dari ALLAH SWT
PUISI
Rinduku padamu ya Rasulullah
Kekasih Allah insan Mulia
Di Rabi’ulAwal ini
Tatkala mendengarkan kisahmu dimana-mana
Rinduku makin menekan
Inginku ziarahimu
Namun belum sampai waktu barakah itu
Muhammad ya Rasulullah
Rinduku padamu
Bukan hanya di bulan kelahiranmu
Namun bertangkai dijiwaku
Setiap waktu
Ku cuba amalkan sunnahmu
Agar kecintaanku padamu terus memekar
Moga nanti saat kita bertemu
Kau akan tersenyum memandangku
Muhammad Habibullah
Aku ingin berterima kasih padamu
Kau telah mengangkat darjatku dan
Teman-teman muslimahku yang lain
Engkau tidak pernah lupa
Mengingatkan semua ummat
Agar menjaga dan memuliakan wanita
Hingga saat wasiat terakhirmu
Kami masih dalam ingatanmu
Terima kasih ya Rasulullah
Tanpamu mungkin kami masih di takuk lama
Menjadi hamba sahaya dan tiada harga
Namun saat Allah mengutusmu
Kami tiada beza dengan Muslimin
Hanya ketaqwaan menilai letak kami disisi-Nya
Rinduku padamu ya Rasululluah
Hingga tidak henti jatuh airmata ini
Mengenang nasib diri saat pertemuan nanti
Apakah kau akan mengenaliku
Sebagai umatmu ya Rasulullah
Ku mohon pada-Nya moga amalanku
Akan mendekatkan aku denganmu wahai kekasih Allah
Rinduku padamu ya Rasulullah
Walau kita tidak pernah bersua
Namun aku tidak pernah putus merindui
Akhlak dan peribadimu
Uswatul hasanah Qudwah buat seluruh ummat
Rinduku padamu ya Rasulullah
Saat menyelak lembaran sirahmu
Betapa kecintaanmu pada ummatmu
Hingga engkau tidak rela meninggalkan kami
Tanpa jaminan dari Rabb
Bahawa kami akan turut bersamamu
Di syurga kelak
Allahurabbi…
Betapa kau mencintai kami
Hingga di hari akhirat
Saat dirimu sudah lulus ke syurga
Namun kau masih menanti kelibat kami ummatmu
Ya Rasulullah, sayang kau kepada kami
Hingga bila ditanya oleh puteri kesayanganmu
Dimana bisa dia bertemu denganmu di akhirat kelak..
Lalu kau menjawab “Carilah aku di telaga
aku akan memberi minum kepada ummatku”
Allahuakbar! Terlalu dalam kecintaanmu
Kepada kami ya Rasulullah
Terima kasih ya Rasulullah
Rinduku padamu ya Rasulullah
Moga bisa terubat kala saat itu tiba
Moga Rahmat Allah akan mengizinkan
Sebuah pertemuan cinta
Cinta tulus seorang Rasul untuk ummatnya
InsyaAllah…
Rinduku padamu ya Rasulullah
Moga terus subur dan rimbun
Mengharapkan buahnya ialah pertemuan disyurga..
Dalam Rahmat dan Redha-Nya..
Kekasih Allah insan Mulia
Di Rabi’ulAwal ini
Tatkala mendengarkan kisahmu dimana-mana
Rinduku makin menekan
Inginku ziarahimu
Namun belum sampai waktu barakah itu
Muhammad ya Rasulullah
Rinduku padamu
Bukan hanya di bulan kelahiranmu
Namun bertangkai dijiwaku
Setiap waktu
Ku cuba amalkan sunnahmu
Agar kecintaanku padamu terus memekar
Moga nanti saat kita bertemu
Kau akan tersenyum memandangku
Muhammad Habibullah
Aku ingin berterima kasih padamu
Kau telah mengangkat darjatku dan
Teman-teman muslimahku yang lain
Engkau tidak pernah lupa
Mengingatkan semua ummat
Agar menjaga dan memuliakan wanita
Hingga saat wasiat terakhirmu
Kami masih dalam ingatanmu
Terima kasih ya Rasulullah
Tanpamu mungkin kami masih di takuk lama
Menjadi hamba sahaya dan tiada harga
Namun saat Allah mengutusmu
Kami tiada beza dengan Muslimin
Hanya ketaqwaan menilai letak kami disisi-Nya
Rinduku padamu ya Rasululluah
Hingga tidak henti jatuh airmata ini
Mengenang nasib diri saat pertemuan nanti
Apakah kau akan mengenaliku
Sebagai umatmu ya Rasulullah
Ku mohon pada-Nya moga amalanku
Akan mendekatkan aku denganmu wahai kekasih Allah
Rinduku padamu ya Rasulullah
Walau kita tidak pernah bersua
Namun aku tidak pernah putus merindui
Akhlak dan peribadimu
Uswatul hasanah Qudwah buat seluruh ummat
Rinduku padamu ya Rasulullah
Saat menyelak lembaran sirahmu
Betapa kecintaanmu pada ummatmu
Hingga engkau tidak rela meninggalkan kami
Tanpa jaminan dari Rabb
Bahawa kami akan turut bersamamu
Di syurga kelak
Allahurabbi…
Betapa kau mencintai kami
Hingga di hari akhirat
Saat dirimu sudah lulus ke syurga
Namun kau masih menanti kelibat kami ummatmu
Ya Rasulullah, sayang kau kepada kami
Hingga bila ditanya oleh puteri kesayanganmu
Dimana bisa dia bertemu denganmu di akhirat kelak..
Lalu kau menjawab “Carilah aku di telaga
aku akan memberi minum kepada ummatku”
Allahuakbar! Terlalu dalam kecintaanmu
Kepada kami ya Rasulullah
Terima kasih ya Rasulullah
Rinduku padamu ya Rasulullah
Moga bisa terubat kala saat itu tiba
Moga Rahmat Allah akan mengizinkan
Sebuah pertemuan cinta
Cinta tulus seorang Rasul untuk ummatnya
InsyaAllah…
Rinduku padamu ya Rasulullah
Moga terus subur dan rimbun
Mengharapkan buahnya ialah pertemuan disyurga..
Dalam Rahmat dan Redha-Nya..
SEBUAH SIRAH RASULULLAH SAW
Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap, Rasulullah s.a.w. dengan suara terbatas memberikan khutbah.
"Wahai umatku, kita semua berada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al-Quran dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku."
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.
"Rasulullah akan meninggalkan kita semua," keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya.
Tetapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk. "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah.
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggil Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega,matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan risau, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengadu. Fatimah terpejam. Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat sungguh maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku (peliharalah solat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.)"
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii, ummatiii.. (Umatku, umatku, umatku).."
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai seperti Baginda mencintai kita? Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Sahabat-sahabat muslim sekalian, marilah kita renungkan kembali pengorbanan Rasulullah kepada umatnya, betapanya cintanya Rasulullah kepada umatnya agar timbul kesedaran untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita. Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka.
Pernahkah kita menangis untuk Rasulullah SAW, Sedangkan di akhir hayat baginda menangis kerana kita.
Renungkanlah...
Assalamualaikum Ummu
ReplyDeleteziarah disini membaca tazkirah
terima kasih
WAALAIKUMUSSALAM Atuk
ReplyDeleteterima kasih...atuk sudi ke sini